Sabtu, 13 Agustus 2011

Catatan Singkat untuk Kamu

Ini hanyalah sekedar catatan singkat tentang sebuah pilihan. Aku tau hidup adalah pilihan. Aku juga mengerti bahwa untuk dapat dapat menjalani hidup ini aku harus memilih. Ternyata memilih bukanlah hal yang mudah. Ketika aku dihadapkan dengan sebuah pilihan yang sangat sulit aku bingung untuk memutuskan yang mana yang harus aku pilih. Sebenarnya ini bukan hal yang rumit tapi bagi remaja seusiaku memilih teman dekat adalah hal yang perlu dipermasalahkan. Salah salah malah repot ujungnya, ya bisa dibilang berimbas pada patah hati. Mungkin aku bisa menyebut patah hati merupakan hal yang wajar tapi gak ada salahnya kan kalau aku menghindari yang namanya patah hati. Waktu itu posisinya aku dekat dengan 5 cowok. Dekat dalam artian mereka ingin sekali mengenal aku lebih dekat. Aku merespon semuanya secara bersamaan dengan maksud mencari hasil akhir dan menemukan jawaban mana yang lebih baik. Karena aku tau maksud mereka dari awal. Bukannya gr tapi dari gelagat udah keliatan. Sekitar satu bulan berjalan aku belum juga tau mana yang harus aku pilih. Aku terlalu fun dengan mereka semua. Siapa orang yang tidak senang kalau tiap hari dia menerima perhatian dari 5 orang sekaligus? Gak munafik kan kalau aku nyaman dan aku tidak mau kehilangan salah satunya. Kelimanya memiliki karakter yang berbeda tapi intinya mereka luxurious banget deh di hati. Sebut aja orang 1, dia sahabat aku banget tau bagaimana harus nyikapin aku dan mau dengerin unek unekku padahal itu geje banget, dia juga jagain aku sehabis aku putus ah rasanya aku banyak banget berhutang budi sama dia jujur aja aku nyaman. Orang 2, mengenal keluarganya membuatku simpati banget sama dia, aku terlalu dekat sama keluarganya baik ibu kakaknya bahkan pacar kakaknya seru banget pokoknya kalau udah pergi bareng keluarganya sampe sampe yang terlintas dipikiranku kalau aku gak milih kamu berarti aku harus kehilangan semua perhatiab dari keluargamu, menurutku mengenalkan aku dengan keluargamu adalah cara yang keren diusia kita yang masih labil ini. Orang 3, udah lama nunggu sayang banget kan kalau disia-siain? ya selama diluar cuma bisa sebatas chat sampe akhirnya dia balik ke sini dan kita bisa jalan bareng seneng bisa saling tukar pikiran mungkir karna cara pikir kita sejalan. Orang 4, dia udah kayak kakak banget ngerti cara ngemong aku dan mau aku protesin apa aja ga perbah tersinggung bisa nuntun aku buat jadi lebih dewasa. Orang 5, semuanya hanya terkait soal memori..cukup lama kita pacaran membuatku banya tergantung sama dia sama dia, aku udah nyoba buat lepas dari dia tapi rasanya kagol.
Aku sadar aku gak bisa ngatur semuanya sesuai skenario egoku. Tidak memilih karena alasan nyaman dengan semuanya. Teman teman memaksaku untuk segera mengambil keputusan. Katanya kalau gak milih imbasnya bakal ke aku dan mereka gak mau ikut campur. Sempat terfikir jalanin aja semuanya nanti lama lama kan juga tau mana yang enak buat temen deket, tapi sampe kapan? Mereka aja udah nanya statusnya.
Akhirnya akupun membuat keputusan. Bukan hal yang mudah untukku. Ya aku memilih kamu. Aku tau konsekuensinya ketika aku memilih kamu. Konsekuensi kehilangan perhatian dari yang lain dan konsekuensi kecewa untuk kali kedua(jauh lebih ditakutkan). Kenapa aku bisa bilang seperti itu karna sebenarnya aku trauma dengan keputusanmu pada waktu itu. Berusaha nrima sih toh aku percaya itu semua bagian dari pembelajaran biar aku jadi lebih dewasa. Tapi aku berusaha meyakinkan diri kamu yang sekarang beda dan sudah berubah walaupun basic sifat seseorang memang tidak bisa diubah. Tanggal 24 Juli lalu aku mengubah status dari yang awalnya teman menjadi teman dekat sebut aja pacar. Hari itu aku belum sepenuhnya yakin dan percaya kalau kamu sayang sama aku tapi apa artinya sebuah relationship tanpa kepercayaan dan keyakinan.. Bukannya relationship adalah interaksi yang mana hanya membutuhkan dua orang yang saling mempunyai keyakinan, bisa saling percaya, dan saling mengerti? Bukan butuh janji atau sekedar ucapan lisan aku sayang kamu. Sadar sih semuanya merupakan proses. Setiap hari yang aku jalani sama juga merupakan sebuah proses untuk bisa saling mengerti. Untuk bisa sayang sama aku kamu pasti juga melewati sebuah proses. Akupun juga sama walaupun dulu aku pernah sayang sama kamu bukan berarti sekarang aku sayang sama kamu kayak dulu. Jujur aja sekarang aku lagi ada disebuah proses untuk bisa sayang sama kamu. Saling take and give aja yaa biar sama sama enak. Jangan ada yang ditutup tutupin karna itu bakal jadi masalah buat proses ini.
Belakangan ini aku ngerti kamu labil. Kalau boleh berpendapat, aku ngrasa kamu masih ragu sama keputusanmu sendiri singkatnya kamu masih ragu sama aku. Aku berusaha untuk paham. Aku percaya kamu itu benar walaupun sebenarnya masih banyak kekhawatiran yang aku pikirkan.
Maaf buat semuanya, makasih banget buat perhatiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar